Bismillah photo besmellah.gif

______________________________

______________________________

Sabtu, 06 Desember 2014

Potret Imam As-Syafi’I : Sang Mujaddid

          Namanya adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’I bin As-Saib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al Muthalib bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib. Nama panggilannya adalah Abu Abdillah.
          Beliau dilahirkan di Gaza tahun 150 Hijriyah pada tahun dimana Imam Abu Hanifah An Nu’man meninggal. Ayahnya meninggal dalam usia muda, sehingga Muhammad bin Idris As-Syafi’I menjadi yatim dalam asuhan ibunya. Sebagai sosok yang pantas digelari sang “Mujaddid” Imam al-Syafii bukan saja dikenal dalam dan luas ilmuanya. Akhlak dan kepribadiannya juga sangat mengagumkan. Ibadahnya luar biasa. Imam Syafii sendiri bercerita, ia lahir di Gaza, Palestina, tahun 150 Hijriah, pada saat meninggalnya Imam Abu Hanifah. Imam Syafii ditinggal ayahnya sejak bayi dan tumbuh sebagai anak yatim dan miskin. Pada usia 2 tahun, ia dibawa Ibunya ke Mekkah. Di Baitullah, beliau menghafal al-Quran dan kemudian mempelajari bahasa dan sastra Arab, termasuk syair. Selama bertahun-tahun, Syafi’i kecil belajar bahasa di tengah suku Hudzail, yang dikenal sangat fasih bahasa Arabnya.
           Saat berusia 9 tahun, beliau telah menghafal seluruh ayat Al Quran dengan lancar bahkan beliau sempat 16 kali khatam Al Quran dalam perjalanannya dari Mekkah menuju Madinah. Setahun kemudian, kitab Al Muwatha’ karangan imam malik yang berisikan 1.720 hadis pilihan juga dihafalnya di luar kepala, Kecerdasannya inilah yang membuat dirinya dalam usia yang sangat muda (15 tahun) telah duduk di kursi mufti kota Mekkah, namun demikian Imam Syafi’i belum merasa puas menuntut ilmu karena semakin dalam beliau menekuni suatu ilmu, semakin banyak yang belum beliau mengerti, sehingga tidak mengherankan bila guru Imam Syafi’i begitu banyak jumlahnya sama dengan banyaknya para muridnya.
          Meskipun Imam Syafi’i menguasai hampir seluruh disiplin ilmu, namun beliau lebih dikenal sebagai ahli hadis dan hukum karena inti pemikirannya terfokus pada dua cabang ilmu tersebut, pembelaannya yang besar terhadap sunnah Nabi sehingga beliau digelari Nasuru Sunnah (Pembela Sunnah Nabi). Dalam pandangannya, sunnah Nabi mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, malah beberapa kalangan menyebutkan bahwa Imam Syafi’i menyetarakan kedudukan sunnah dengan Al Quran dalam kaitannya sebagai sumber hukum islam, karena itu, menurut beliau setiap hukum yang ditetapkan oleh rasulullah pada hakekatnya merupakan hasil pemahaman yang diperoleh Nabi dari pemahamannya terhadap Al Quran. Selain kedua sumber tersebut (Al Quran dan Hadis), dalam mengambil suatu ketetapan hukum, Imam Syafi’i juga menggunakan Ijma’, Qiyas dan istidlal (penalaran) sebagai dasar hukum islam.

Awal Menuntut Ilmunya
            Imam An-Nawawi membahas tentang Imam Syafi’I yang secara ringkasnya adalah sebagai berikut: “Imam Syafi’I memperdalam fiqh dari Muslim bin Khalid Az-Zanji dan imam-imam Makkah yang lain. Kemudian dia pindah ke Madinah dengan tujuan berguru kepada Abu Abdillah Malik bin Anas. Ketika di Madinah, Imam Malik bin Anas memperlakukan As-Syafi’I dengan mulia karena nasab, ilmu, analisis, akal dan budi pekertinya. Imam As-Syafi’I kemudian membaca dengan cara menghafal kitab Al-Muwaththa’ (karya Imam Malik) kepada Imam Malik. Mendengar bacaanya terhadap Al Muwaththa’ ini, Imam Malik merasa kagum sehingga dia meminta agar Imam As-Syafi’I untuk membacanya kembali. Setelah berapa lama bersama Imam Malik, akhirnya dia berkata kepada As-Syafi’I, “Bertakwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya kamu dimasa mendatang akan memiliki sesuatu yang agung.” Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Imam malik berkata kepada Imam As-Syafi’I, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menyinari hatimu dengan nurNya, maka jangan padamkan nurNya dengan berbuat maksiat.” Setelah berguru dengan Imam Malik, Imam As-Syafi’I lalu pindah ke Yaman. Dari Yaman, dia lalu pindah ke Irak untuk menyibukkan dirinya dalam ilmu agama. Selama tinggal di Irak ini, dia menghasilkan kitab yang bernama Kitab Al-Hujjah yang kemudian dikenal Qaul Qadim Imam As-Syafi’i. Pada tahun 199 Hijriyah, dia meninggalkan Irak menuju Mesir. Semua karyanya yang dikenal dengan Qaul Jadid ditulis di Mesir. Ketika di Mesir inilah nama Imam As-Syafi’I banyak disebut-sebut orang sehingga dirinya menjadi tujuan banyak orang untuk menimba ilmu, baik yang berasal dari Irak, Syam, maupun Yaman.”

Karya tulis
Ar-Risalah

         Salah satu karangannya adalah “Ar Risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Ia mampu memadukan fiqh ahli Irak dan fiqh ahli Hijaz. Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi’i,”Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al Quran dan As Sunnah,” “Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah memberinya di ‘leher’ Syafi’i,”. Thasy Kubri mengatakan di Miftahus sa’adah,”Ulama ahli fiqh, ushul, hadits, bahasa, nahwu, dan disiplin ilmu lainnya sepakat bahwa Syafi’i memiliki sifat amanah (dipercaya), ‘adaalah (kredibilitas agama dan moral), zuhud, wara’, takwa, dermawan, tingkah lakunya yang baik, derajatnya yang tinggi. Orang yang banyak menyebutkan perjalanan hidupnya saja masih kurang lengkap,”

Mazhab Syafi'i
          Dasar madzhabnya: Al Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau juga tidak mengambil Istihsan (menganggap baik suatu masalah) sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah, perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan,”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat,”. Penduduk Baghdad mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah (pembela sunnah),”

Al-Hujjah
         Kitab “Al Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al Karabisyi dari Imam Syafi’i.

Al-Umm
        Sementara kitab “Al Umm” sebagai madzhab yang baru Imam Syafi’i diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al Muzani, Al Buwaithi, Ar Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia (hadis) adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok,”

Guru dan Murid-muridnya
Guru-guru Imam Syafi’I diantaranya: Muslim bin Khalid Az Zanji, Imam Malik bin Anas, Sufyan bin ‘Uyainah, Hatim bin Isma’il.
Murid-muridnya: Sulaiman bin Dawud Al Hasyimi, Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid, Imam Ahmad bin Hambal, Ar Rabi’ bin Sulaiman Al Jizi.

Kecerdasannya
           Dihikayatkan bahwa ada sebagian ulama terkemuka di Iraq yang merasa dengki dan iri hati terhadap Imam asy-Syafi’i dan berupaya untuk menjatuhkannya. Hal ini dikarenakan keunggulan Imam asy-Syafi’i atas mereka di dalam ilmu dan hikmah, di samping karena beliau mendapatkan tempat yang khusus di hati para penuntut ilmu sehingga mereka begitu antusias menghadiri majlisnya saja dan merasa begitu puas dengan pendapat dan kapasitas keilmuannya. Karena itu, para pendengki tersebut bersepakat untuk menjatuhkan Imam asy-Syafi’i. Caranya, mereka akan mengajukan beberapa pertanyaan yang rumit dalam bentuk teka-teki untuk menguji kecerdasannya dan seberapa dalam ilmunya di hadapan sang khalifah yang baik, Harun ar-Rasyid. Khalifah memang sangat menyukai Imam asy-Syafi’i dan banyak memujinya. Setelah menyiapkan beberapa pertanyaan tersebut, para pendengki tersebut memberitahu sang khalifah perihal keinginan mereka untuk menguji Imam asy-Syafi’i. Sang khalifah pun hadir dan mendengar langsung lontaran beberapa pertanyaan tersebut yang dijawab oleh Imam asy-Syafi’i dengan begitu cerdas dan amat fasih.

Inilah Profil tokoh yang digelari sang mujaddid, beliau bukanlah orang asal-asalan berpendapat.

*Foto: Gedung Center  for Islamic And Occidental Studies (CIOS) ISID

Kamis, 04 Desember 2014

KITAB SIRR AL ASRAR
Syekh Abdul Qadir Jaelani
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam
Dan, menjelang fajar mereka mohon ampunan
Allah memandu kepada cahaya-Nya
Siapa yang Dia kehendaki"
Demikian salah satu bait-bait syair yang terdapat dalam kitab Sirr al-Asrar wa Muzhhir al-Anwar fi ma Yahtaju Ilayhi al-Abrar (Rahasia dari Segala Rahasia Kehidupan) karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani, seorang sufi terkemuka.
Kitab ini menjelaskan tentang dasar-dasar ajaran Islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, berdasarkan sudut pandang sufistik (tasawuf). Di dalamnya, terdapat 24 bab yang didasarkan pada 24 huruf dalam kalimat syahadat (Asyhadu an laa Ilaaha Illa Allah wa Asyahadu annaa Muhammad Rasulullah) dan 24 jam dalam sehari semalam.
Kitab yang ditulis Syekh Abdul Qadir al-Jailani (ada pula yang menulisnya dengan Al-Jilani) ini dianggap sebagai jembatan yang mengantarkan pada tiga karyanya yang terkenal, yaitu Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq (Bekal para Pencari Kebenaran), Al-Fath al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani (Menyelami Samudra Hikmah), dan Futuh al-Ghayb (Penyingkapan Kegaiban).
Adapun metode pengajaran dan penyampaian yang digunakannya dalam kitab tersebut adalah metode bayani (penjelasan), yakni dengan menggunakan kata-kata yang tepat, ungkapan yang mudah, seimbang, dan jauh dari keruwetan.
Contohnya, ketika memberikan pengertian tentang iman, ia berkata, ''Kami yakin bahwa keimanan adalah pengucapan dengan lisan, pembenaran dengan hati, dan pelaksanaan dengan anggota badan. Bertambah dengan ketaatan, berkurang dengan kemaksiatan, menguat dengan ilmu, melemah dengan kebodohan, dan timbul karena adanya taufik.''
24 Rahasia
Sesuai dengan namanya, yaitu Sirr al-Asrar (Rahasia dari Segala Rahasia Kehidupan), setidaknya terdapat 24 macam rahasia yang diungkapkan Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab ini.
Pertama, pembahasan ini dimulai dengan keberadaan manusia yang dilihat dari sudut pandang jiwa dan raga. Secara umum, manusia mempunyai ciri-ciri fisik yang hampir sama. Tapi, dari sisi jiwa, setiap orang berbeda-beda. Karena itu, perlu penjelasan yang lebih khusus, yakni sebuah kaidah tentang jalan menapaki satu tingkatan ke tingkatan lainnya, untuk mencapai alam ilmu, sebagai tingkatan tertinggi.
Ia mendasarkan hal tersebut pada sebuah hadis, ''Ada satu tingkatan yang di dalamnya semua dan segala sesuatu dihimpun, yaitu makrifat ilmu.'' Kemudian, ia memperkuat argumentasinya dengan beberapa hadis lain. ''Tafakur sesaat lebih utama daripada ibadah setahun.'' Atau, ''Sesaat tafakur lebih utama daripada ibadah seribu tahun.''
Kedua, ia mengatakan bahwa jalan pertama menuju kesempurnaan adalah tobat. Seperti disebutkan dalam Alquran, ''Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.'' (QS al-Baqarah [2]: 222).
Lalu, diperkuat dan diperjelas lagi dengan ayat lain. ''Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; Maka itu, kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS al-Furqan [25]: 70).
Ketiga, tentang zakat dan sedekah. Syekh Abdul Qadir al-Jailani mengatakan bahwa segala sesuatu yang diberikan sebagai zakat, akan melalui tangan Allah sebelum sampai kepada kaum fakir. Karena itu, tujuan zakat tidak semata-mata untuk membantu kaum fakir, karena Allah Maha Mengetahui semua kebutuhan, termasuk kebutuhan kaum fakir.
Menurut Abdul Qadir, tujuan zakat sejatinya adalah agar niat seorang yang berzakat diterima oleh Allah. Ia mengutip firman Allah SWT, ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan, apa saja yang kamu nafkahkan. Maka, sesungguhnya Allah mengetahuinya.'' (QS Ali Imran [3]: 62).
Keempat, Syekh Abdul Qadir membagi puasa menjadi dua, puasa lahir dan puasa batin. Puasa lahir dibatasi oleh waktu, dengan menjauhi makan, minum, dan hubungan seks, dari fajar hingga tenggelam matahari. Sedangkan puasa batin dijalani selama-lamanya, selama hidup di dunia hingga kehidupan di akhirat, dengan menjaga semua indra dan pikiran dari segala yang diharamkan. Inilah puasa yang sejati.
Ia mengutip hadis, ''Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan. Satu kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan lainnya saat ia melihat Allah (makrifat).''
Syekh Abdul Qadir yang juga dijuluki sebagai 'Penghulu Para Auliya' ini mengupas tentang aspek lahir dan batin dari shalat dan ibadah haji. Memberi panduan zikir, wirid, dan berkhalwat. Menyingkap hakikat kebahagiaan, penderitaan, dan penyucian jiwa. Menganjurkan perang melawan hawa nafsu dan melihat hakikat Ilahi, hingga meraih maqam penyaksian (musyahadah).
Syekh Abdul Qadir al-Jailani telah menggambarkan secara lengkap tentang tasawuf yang memadukan antara ilmu syariat, yang didasarkaan pada Alquran dan sunah melalui penerapan praktis dengan keharusan untuk menghayati hakikat serta manfaat dari diterapkannya syariat.
Jadi, tasawuf yang dirumuskannya jauh dari paham-paham yang mengatakan bahwa setelah seseorang mencapai tingkat hakikat, sudah tidak dibutuhkan lagi syariat.
Dengan kata lain, kajian ini mengajak setiap Mukmin untuk berpindah dari iman yang baru sampai pada batasan rasio dan teori (iman aqli), kepada iman yang sudah sampai pada tahapan penghayatan dan pendalaman (iman dzauq). Dan, dari kesadaran hati akan perbuatan dan sifat-sifat Allah (maqam fana) kepada pemahaman rohani akan zat-Nya (maqam baqa').
Dengan demikian, seorang Mukmin akan meraih hakikat kelembutan, mencapai keikhlasan, dan menghampiri Sang Kekasih Yang Mahasuci. Inilah rahasia dari segala rahasia kehidupan, yang baru diketahui sebagian rahasianya oleh Barat, dengan terbitnya buku The Secret yang fenomenal itu.
Kalau tidak boleh dibilang terpengaruh, spiritualitas di Barat sebenarnya jauh tertinggal dengan spiritualitas di dunia Islam, karena kitab Sirr al-Asrar dikarang jauh sebelum Barat mengungkapnya.

Rabu, 26 November 2014

Spanduk tahun baru hijriah 1436 h


proposal PHBI majlis dakwatul mubarokah BORGOL KHAIRAT



Nomor             : 01 / PHBI / Borgol Khairat / X/ 2014
Lampiran         : -
Perihal             : Semarak Tahun Baru Islam 1 Muharam 1436 Hijriyah
Kepada Yth,
Bapak / Ibu ………………………..

di

Tempat


Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan karunia-Nya kepada kita. Shalawat serta Salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, Kepada Keluarga, Shahabatnya, serta kepada kita selaku Umat - Nya.

           Sehubungan dengan rencana kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), kami selaku panitia PHBI majlis dakwatul mubarokah, karang taruna tunas muda dan remaja masjid dan mushola desa sukadanau akan mengadakan kegiatan khusus dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijriyah. Yang akan dilaksanakan pada tanggal 24
Oktober 2014 / 1 Muharam 1436, dengan mengadakan Semarak Tahun Baru Islam kami selaku generasi ingin menjadikan Ukhuwah Islamiyah lebih erat dan saling bahu membahu dalam menjalankan dakwah untuk terjadinya generasi yang yang berkualitas.
 
           Dengan segala kemurahan hati dan tidak mengurangi rasa hormat, kami mengundang Bapa
k, Ibu, Saudara/I untuk menyisihkan Infaq Shodaqohnya demi kelancaran acara tersebut. Semoga amal ibadah Bapak, Ibu, Saudara/I menjadi amal ibadah dan mendapatkan Ridho dari Allah SWT.


Demikian yang dapat kami sampaikan atas partisipasi dan motivasinya kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya semoga menjadi kedewasaan bagi kami di kemudian hari. Amiin.

      Sukadanau, 16 Oktober 2014
                 1 Muharam 1436
I.   PENDAHULUAN :
      A. Latar Belakang.
          Dalam rangka meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan kecintaan kepada Rasululloh SAW serta mempererat Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam khususnya dilingkungan RW 011/003 dan umumnya diwilayah Desa Sukadanau. Dipandang perlu untuk melaksanakan peringatan Tahun Baru Hijriah pada setiap tahun. Dan kegiatan ini telah diagendakan dalam kalender kegiatan rutin setiap tahunnya yang dilaksanakan oleh pengurus Majlis Dakwatul Mubarokah Borgol Khairat semua Remaja Masjid & Mushola dan Karang Taruna Tunas Muda Desa Sukadanau disamping kegiatan Hari – Hari Besar Islam Lainnya. Dalam Peringatan Tahun Baru Hijriah tahun ini pelaksanaanya diprakasai oleh Majlis Dakwatul Mubarokah Borgol Khairat semua Remaja Masjid & Mushola Desa Sukadanau dan Karang Taruna Tunas Muda Desa Sukadanau dan Pengurus RT / RW setempat.
     B. Maksud dan Tujuan.
         Maksud dan tujuan adalah untuk lebih meningkatkan lagi kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW serta mempererat hubungan silaturahmi didalam menjalankan segala perintah Allah SWT yang tersirat dalam Tema Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1436 Hijriyah
  Akur Jeung Batur, Hade Jeung Sasama Buktos Akhlaq Anu Sampurna,
Minangka Ciri Umat Anu Ta’at Ka Kanjeng Nabi Muhammad SAW’

     C. Sumber Dana
          Dalam pelaksanaan kegiatan ini, sumber pendanaan diperoleh dari :
1. Panitia Pelaksana
2. Donatur / Dermawan
3. Sponsor





D. Waktu Pelaksanaannya:
Hari / Tanggal             : Jum’at Malam Sabtu / 24 Oktober 2014
P u k u l                       : 19.30 WIB ( Ba’da Isya Berjama’ah )
T e m p a t                   : Lapangan RT 003 / 011
A c a r a                       :
Ø  Karnaval Semarak Tahun Baru Islam
Ø  Tahlil
Ø  pembacaan al-barjanji / Maulid nabi Muhammad SAW
Ø  Sambutan – sambutan
Ø  Dakwah Islamiyah / Tabligh
Ø  penutup dan Do’a












II.     SUSUNAN PANITIA :
A.     Pelindung             :
1.      kepala desa sukadanau
B.     Penasehat             :
1.   saiman asrul sh
2.      K abu mansyur
3.      Ustadz dari semua Masjid dan Mushola Lingkungan
4.      Ustadz dari semua Pimpinan Madrasah Lingkungan
C.     Pelaksana             :
Ketua Umum              : rodim syahrodi
Ketua                          : aceh
Wakil Ketua                : mulyadi (Tion)
Sekretaris                    : unas kurniawan
Bendahara                   : fathurrohman
Seksi – Seksi        :
1.   Seksi Humas / Publikasi                :
Ø  Ust Tarjono
Ø  Ust sarkowi
Ø  Romli
Ø  Acep Baharudin
2.   Seksi Dana                                    :
Ø  Semua Jama’ah Majlis Dakwatul Mubarokah borgol khairat
Ø  Karang Taruna Tunas Muda Desa Sukadanau

3.   Seksi Perlengkapan               :
Ø  Jaji
Ø  Samat
Ø  Ujang dadi
Ø  Situasi
4.   Seksi Dokumentasi                :
Ø  Dwi purwanto
Ø  Iko
Ø  Situasi
5.   Seksi Penerima Tamu            :
Ø  sidri
Ø  Sanin
Ø  Situasi
6.   Seksi Acara                           :
Ø  Semua Jama’ah majlis dakwatul mubarokah Borgol Khairat
Ø  Semua anggota karang taruna tunas muda desa sukadanau
7.   Seksi Keamanan                    :
Ø  Pertahanan sipil situasi
Ø  Semua jama’ah majlis dakwatul mubarokah Borgol Khairat
Ø  Semua anggota karang taruna tunas muda desa sukadanau
8.   Seksi Transportasi                 :
Ø  Ricki wanda
9.   Seksi Pembantu Umum          :
Ø  Situasi



III.    PERINCIAN DAN ANGGARAN
 1.      Penceramah & Ustadz :
Ø  Penceramah                                                                 Rp.    5.000.000,-
2.      Pengisi Acara / Pembacaan Maulid                                Rp.    1.000.000,-
3.      Konsumsi :
Ø  Nasi                                                                             Rp.       500.000,-
Ø  Daging                                                                                    Rp.    2.000.000,-
Ø  snack                                                                          Rp.    3.000.000,-
Ø  Buah – Buahan                                                           Rp.    1.000.000,-
Ø  Minuman Mineral 50 Dus                                           Rp.       700.000,-
Ø  Transportasi                                                                 Rp.    3.000.000,-
Ø  Dokumentasi                                                               Rp.    1.500.000,-
Ø  Dekorasi                                                                      Rp.    1.500.000,-
Ø  Sound System                                                             Rp.    3.000.000,-
Ø  Biaya lain-lain                                                             Rp.    3.000.000,-

Jumlah                                                                       Rp.  25.200.000,-











 IV.    PENUTUP
         Dalam pelaksanaan Peringatan Tahun Baru Islam ini, kami menyadari sepenuhnya banyak kelemahan – kelemahan yang kami lakukan baik kata – kata yang tidak tersusun dengan tepat sehingga terkesan perlu ditingkatkan pada tahun – tahun yang akan datang. Untuk itu dengan kelapangan dan kerendahan hati kami mohon saran dan nasehat guna kesempurnaan proposal agar kegiatan yang akan datang lebih baik lagi.
Do’a dan peran serta dari Bapak / Ibu sangat kami harapkan guna terlaksananya acara tersebut. Kami juga mendo’akan agar Bapak / Ibu beserta keluarga senantiasa mendapatkan limpahan rahmat dan Ridho dari Allah SWT Amin ….. Amin Ya Robbal ‘Alamin.