Senin, 20 Agustus 2012
KH Ahmad Muhammad (Gus Muh) A.P.I Tegalrejo Magelang
“TEKUN TIRAKAT MERANGKUL KAUM
ABANGAN”
Belum lama ini, KH Ahmad
Muhammad, akrab disapa Gus Muh, salah seorang kiai pengasuh pondok pesantren
Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang meninggal dunia. Kiai yang dikenal
sangat dekat dengan rakyat berbagai elemen ini meninggalkan duka mendalam. Gus
Muh dikenal tekun bertirakat.
POSMO-EXCLUSIVE-Sedianya,
pada Sabtu (7/3) kemarin, ponpes Asrama Perguruan Islam Tegalrejo-Magelang
hendak menggelar pentas seni. Melibatkan ratusan seniman petani dari Komunitas
Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing dan Menoreh) dalam Orkestra
Afalaa Tatafakkaruun bertajuk ‘Dongeng Perubahan’. Tetapi, malam sebelumnya,
Jumat (6/3) sekitar pukul 23. 55 wib, salah seorang kiai pengasuh ponpes
tersebut mendadak meninggal dunia. Pentas itu dibatalkan.
KH. Ahmad Muhammad atau Gus
Muh, meninggal pada usia 67 tahun karena sakit diabetes dan komplikasi. Sampai
hari ini, para santri ponpes A.P.I secara bergantian, siang dan malam,
mendoakan almarhum di makamnya. KH Ahmad Muhammad dikebumikan di komplek makam
keluarga KH Chudlori, tak jauh dari pesantren A.P.I. Nisannya bersebelahan
dengan nisan sang muassis, KH. Chudlori.
Bagaimana kiprah Gus Muh
semasa hidup dan seperti apa ponpes Asrama Perguruan Islam yang dikenal unik
dan tergolong ponpes tua ini? Di tengah kesibukan memberi ceramah agama di
berbagai tempat, KH Muhammad Yusuf Chudlori yang akrab disapa Gus Yusuf, kepada
posmo exclusive berkenan membeber kiprah kakak kandungnya itu semasa hidup
berikut seluk-beluk ponpes yang didirikan oleh almarhum ayahandanya.
Selasa, (17/3), menjelang
tengah siang ketika itu, Gus Yusuf sudah bersiap berangkat untuk memberi
ceramah di dua tempat berbeda. Karena kesibukannya itu, wawancara posmo
exclusive dilakukan di dalam mobil selama perjalanan menuju tempat ceramah.
Adik kandung KH Ahmad Muhammad (Gus Muh) itu mengatakan, ponpes A.P.I didirikan
sejak tahun 1944. Tanggal dan bulannya Gus Yusuf mengaku lupa. Mendiang
ayahandanya, KH Chudlori, mendirikan ponpes itu ketika di Magelang dan
sekitarnya belum ada pesantren.
“Ayah saya (KH Chudlori-red)
mendirikan ponpes setelah menimba ilmu agama di berbagai pesantren. Di
antaranya di Tebuiring, Lasem, Watucongol dan banyak lagi. Namanya, Asrama
Perguruan Islam (A.P.I), sebenarnya cukup nyleneh. Sebab, biasanya pesantren
itu namanya berbau Arab”, kata Gus Yusuf.
Gus Yusuf menyambung, nama
Asrama Perguruan Islam ini memang dipilih oleh KH Chudlori, agar ponpes menjadi
lebih membumi dan memasyarakat. Ayah saya, demikian Gus Yusuf, ingin dengan
nama Asrama Perguruan Islam ini, ponpes menjadi lebih terbuka. “Dengan nama
A.P.I ini ayah saya juga berharap agar para mutakhorijin atau alumni santri
Tegalrejo kelak bisa menjadi guru di masyarakatnya masing-masing”, terangnya.
Di kalangan para santri, KH
Chudlori dikenal sebagai muassis. Ketika KH Chudlori tutup usia pada 1977, dua
putranya, KH Abdurahman dan KH Ahmad Muhammad (alm) ditunjuk sebagai
penerusnya. “Pimpinan tertinggi A.P.I ada di tangan kakak tertua saya, KH
Abdurahman”, kata Gus Yusuf.
Kepada posmo exclusive, Gus
Yusuf menyampaikan rasa kehilangannya atas kepulangan Gus Muh ke rahmatulloh.
“Bagi saya, Gus Muh bukan hanya sekedar kakak. Tetapi, juga guru. Beliau banyak
mengajarkan bagaimana menghadapi masyarakat kecil atau kaum abangan. Ini lebih
sulit daripada mendidik sekelompok orang yang ‘sudah jadi’. Ibarat ngobori
dalan peteng, mendidik orang-orang abangan atau yang belum bisa menerima
sepenuhnya Islam itu lebih sulit. Kemampuan Gus Muh merangkul masyarakat
abangan itu luarbiasa. Telaten dan tirakatnya memang kuat. Ibarat awan
disrawungi, bengi didolani”, ujar Gus Yusuf.
Sepeninggal Gus Muh, Gus
Yusuf berharap dengan segala keterbatasan yang ada, semua ajaran almarhum bisa
diuri-uri. Diakuinya, mungkin tidak bisa semaksimal dahulu. “Tetapi pada
dasarnya, saya sendiri sudah dekat dengan komunitas kebudayaan. Tidak ada
wasiat khusus dari Gus Muh. Kecuali, wasiat terkait keluarga. Dari sebelas
bersaudara, semua saling mengisi dan semua tinggal di seputar lokasi ponpes.
Untuk memenuhi undangan ceramah di luar ponpes, kalau tidak saya (Gus
Yusuf-red), ya KH Abdurahman (Mbah Dur-red)”, jelas Gus Yusuf.
KH Ahmad Muhammad (Gus Muh) A.P.I Tegalrejo Magelang